Satu
hal yang pasti dalam sebuah ilmu eksak adalah satuan, disamping juga besaran.
Jika ilmu – ilmu eksak lainnya seperti Fisika yang populer dengan satuan
Newton, sementara Kimia bangga dengan satuan molnya. Maka ilmu falak pun
memiliki satuan penting yang harus diketahui dan dipahami dengan pasti sebelum
melangkah lebih jauh ke rimba falak.
Satuan
ukur derajat biasanya menggunakan derajat, menit, dan detik. Tiga hal tersebut
selalu bersandingan tanpa bisa dipisahkan. Awalnya saya mengira bahwa ukuran
detik itu tidak terlalu berpengaruh dalam perhitungan ilmu – ilmu dasar seperti
Matematika, begitu pula dengan ilmu falak. Namun, berbeda ranah ilmu berbeda
pula aturannya.
Karena
di dalam ilmu falak, sesuatu yang kecil seperti detik pun sangatlah
mempengaruhi. Karena hal ini sangatlah berkaitan dengan pergerakan benda –
benda langit—utamanya bulan dan matahari—yang bergerak perlahan – lahan
menggunakan satuan detik, kemudian menit, hingga derajat. Walaupun hasil
perhitungan nantinya berbeda derajat, jika kita memasukkan ke rumus yang lain,
pasti akan terjadi perbedaan yang cukup besar.
Sama
halnya dengan posisi menghadap dalam sholat. Memang jika kita bergeser sedikit
di tempat kita sholat, kita tidak akan merasakan perbedaan yang terlalu ber
arti. Padahal jika di tarik garis ke ka’bah, otomatis akan terjadi perbedaan
dan membentuk sudut yang cukup besar dari pusat ka’bah.
Ada
beberapa kriteria dalam penulisannya. Pemisalan yang pertama adalah, 14o25’35’’
(empat belas derajat, dua puluh lima menit, dan 35 detik). Kriteria yang kedua,
14j25m35d. Sementara kriteria yang ketiga
adalah 14:25:35, pembacaannya pun tetap sama. Hal yang harus diperhatikan
adalah jumlah menit dan detik paling tinggi adalah 60. Jika kita menjumpai
lebih dari 60 kita harus mengkonversi menuju tingkatan selanjutnya.
Misal,
bila kita menjumpai 25o35’65’’ maka kita harus mengkonversi menjadi
25o36’05’’. Selain satuan tersebut, di ilmu astronomi juga digunakan
beberapa satuan yang mungkin bisa digunakan sebagai tambahan pengetahuan. Yang
pertama adalah Astronomical Unit (AU) yang merupakan jarak rata – rata dari
bumi ke matahari. 1 AU sama dengan 150 juta km.
Sementara
satuan yang kedua adalah Tahun cahaya. Satuan tersebut bukanlah satuan waktu
melainkan adalah jarak. Jarak yang ditempuh oleh cahaya selama setahun. Cahaya
menempuh jarak 150 juta km dalam waktu 8,5 menit. Sehingga 1 tahun cahaya sama
dengan 9.505.306 juta km, atau apabila dirubah ke satuan AU yaitu 63.369 AU.
Dan yang terakhir adalah Parsec (parallax per
second). Satuan ukur ini berdasarkan sudut parallaks. Satu parsec adalah jarak
yang memungkinkan sudut parallaks sebesar satu detik. Untuk mendapatkan sudut
sebesar satu detik, benda langit harus berada pada jarak 206.265 AU atau 3,25
tahun cahaya.
0 Response to "Satuan Ukur dalam IImu Falak"
Posting Komentar