Rubu’ dan Fungsinya


Perkembangan teknologi dunia memang sangat pesat. Ketika James Watt mengawali penemuan mesin uap pada revolusi industri di Inggris. Sontak hal tersebut memicu sebuah ledakan berantai teknologi ilmu pengetahuan seperti halnya bintang supernova tua yang meledak dengan memicu terjadinya pusaran entropi yang membentuk sebuah lubang hitam. Tepatnya lubang hitam IPTEK.

Begitu pula dengan teknologi yang dipakai pada ilmu falak. Jika sekarang telah tenar dengan yang namanya software perhitungan, kalkulator, hingga table trigonometri, maka untuk beberapa dekade ke belakang kita akan menemukan alat yang bernama rubu’. Dan bisa dibilang, ini adalah generasi pertama adalah tabel geometri, kalkulator, dan software. Karena pada zaman dahulu, alat inilah yang menolong perhitungan ilmu falak lebih khusus lagi dalam hal penentuan arah kiblat.

Sesuai namanya dalam kaidah bahasa arab, rubu’ atau disebut juga rubu’ mujayyab adalah sebuah alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran. Atau bahasa baratnya disebut juga dengan kuadran. Karena di dalam ilmu perhitungan universal, diketahui terdaat 4 kuadran yang masing – masing memiliki perbedaan dalam hal hasil sinus, cosinus, maupun tangen.


Dan istilah rubu’ mungkin sangat populer dikalangan buku – buku falak yang ditulis pada sekitar tahun 1930 sebelum Indonesia mencicipi kemerdekaan. Sebut saja buku yang berujudul, badi’atul missal dan at-taqribul maqshad. Di dalam buku tersebut masih menggunakan metode dengan langkah – langkah penggunaan rubu’ mujayyab. Walaupun demikian, terdapat beberapa pesantren salaf yang masih menggunakan alat tersebut dalam perhitungannya.

Adapun bentuk rubu’ dan bagian – bagiannya adalah seperti pada gambar berikut.


Titik M dinamakan Markaz (titik pusat). Pada titik ini terdapat lubang kecil untuk dimasuki benang. Pada ujung benang diberi pendulum atau semacamnya yang dinamakan Syakul. Pada benang tersebut diikatkan benang pendek yang dapat digerakkan sedemikian rupa. Benang pendek ini dinamakan Muri.

Sementara sisi AC disebut Sittin dan sisi MA disebut Jaib Tamam. Pada sittin dan jaib tamman masing – masing dibagi menjadi 60 bagian yang sama dimulai dari Markaz atau titik M menuju ke titik A dan ke titik B. Tiap – tiap bagian bernilai 60 menit. Busur MB disebut Qaus. Pada qaus atau busur ini dibagi menjadi 90 bagian yang sama dimulai dari titik B diakhiri pada titik B'. Tiap – tiap bagian besarnya 1 derajat atau 60 menit. Disamping itu, Qaus dibagi pula menjad 3 bagian sama besar. Tiap bagian besarnya 30 derajat untuk buruj.

Selain itu, garis – garis lurus yang sejajar dengan AB disebut JuyubMabsuthah atau garis – garis mabsut. Sementara garis – garis lurus yang sejajar dengan AC disebur Juyub Mankusah atau garis – garis Mankus. Memang istilah – istilah bagi pembaca awam mungkin asing dan sulit dihafal. Sebenarnya tidak terlalu penting menghafal istilah – istilah tersebut, karena hal itu atau lebih tepatnya tulisan ini hanya sebatas pengetahuan saja. Bahwa alat kuno Rubu’ pernah ikut andil dalam perhitungan ilmu falak di masa – masa silam. Seperti biasa, jika masih terdapat pertanyaan silahkan ditanyakan lewat kolom komentar di bawah :)

3 Responses to "Rubu’ dan Fungsinya"